SURAT KECIL UNTUK TUHAN
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan didunia ini
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan didunia ini
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain
Tuhan . . .
Bolehkan aku menulis surat kecil untuk-Mu
Bolehkan aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan . . .
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Tuhan . . .
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Tuhan . . .
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya
Tuhan . . .
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bias memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bias memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Tuhan . . .
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup kepada siapapun yang mengenalku
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup kepada siapapun yang mengenalku
Tuhan . . .
Surat kecilku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Surat kecilku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali . . .
Ke dunia yang Kau berikan padaku
Ke dunia yang Kau berikan padaku
Itulah
untaian kata yang tertera dalam surat kecilnya kepada Tuhan. Agnes
Davonar, yang lebih dikenal sebagai cerpenis online mendapat kesempatan
untuk menuangkan kisah nyata gadis kecil ini dalam sebentuk karya
sastra.
Novel ini
menceritakan tentang perjuangan gadis remaja dalam melawan kanker ganas,
Rabdomiosarkoma (kanker Jaringan Lunak). Dialah Gita Sessa Wanda
Cantika, kita mengenalnya sebagai mantan artis cilik era 1998. gadis
kecil inilah tokoh utama dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan yang
divonis menderita kanker ganas dan diprediksi hidupnya hanya tinggal 5
hari lagi. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya
sehingga terlihat buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan
sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah
layaknya gadis normal lainnya.
Orang tuanya
berat mengambil keputusan, bagaimanapun juga sebagai orang tuanya,
mereka tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus hilang karena
operasi. Maka, ayah berserta keluarga merahasiakan kanker itu pada Keke,
panggilan gadis remaja aktif dengan sejuta prestasi model dan tarik
suara.
Namun
akhirnya Keke tau bahwa ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak
marah pada siapapun yang merahasiakan penyakit maut itu padanya. Ia
memberikan senyum kepada siapapun dan menunjukkan perjuangannya bahwa
dengan kanker diwajahnya ia masih mampu berprestasi dan hidup normal di
bangku sekolah. Tuhan menunjukkan kebesaran hati dengan memberikan nafas
panjang padanya untuk lepas dari kanker itu sesaat
Sang Ayah,
Joddy Tri Aprianto tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri
kesayangannya itu dapat terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang
ayah dalam menyelamatkan putrinya tersebut begitu mengharukan. Ayahnya
berusaha untuk mencari pengobatan alternatif dan berkeliling ke seluruh
Indonesia, tapi hasilnya nihil. Mau tak mau ayahnya kembali ke ilmu
medis dan menurut dokter, ada satu cara lain yang bisa membunuh kanker
itu, kemoterapi.
Kebesaran
Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia
cintai lebih lama. Kasus kanker ganas yang diidap oleh Gita menjadi
kasus pertama yang terjadi di Indonesia dan menjadi sebuah perdebatan di
kalangan kedokteran karena kanker tersebut biasa hanya terjadi pada
orang tua. Keberhasilan Dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker
tersebut menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua
Dokter di Dunia bertanya-tanya.
Namun kanker
itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat, Keke sadar
nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia
bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari
vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya.
Kanker itu
datang lagi, namun kali ini dengan lokasi berbeda, di pelipis mata
sebelah kanan. Kali ini, ayahnya mencoba cara yang pertama, berharap
bisa membunuh kanker nakal itu. Kemoterapi pun dilakukan lagi, seluruh
rambut Keke rontok tak bersisa. Tapi sepertinya kanker itu mulai kebal
dengan bahan kimia. kanker itu tetap duduk manis di pelipis kanan Keke.
Akhirnya
ayahnya mencoba pengobatan ke Singapura, disana dokterpun menyarankan
untuk operasi. karena desperdo, mereka pun kembali ke Indonesia dengan
kondisi Keke yang semakin parah, Kenker itu mulai menyebar ke seluruh
tubuh, ke paru-paru, Jantung dan organ-organ lain. satu hal yang membuat
aku terharu, dengan kondisi yang begitu parah, semangat belajar Keke
sangat tinggi, dia tetap keukeuh untuk sekolah. bahkan disaat tangan dan
kakinya sudah tak mampu lagi digerakkan.
Waktupun
berlalu dan kondisi Keke tak juga membaik hingga akhirnya dia harus
rawat inap lagi di RSCM dan mengalami koma selama tiga hari. Dalam massa
opname itu ada berita yang begitu membanggakan baik untuk Keke dan
keluarganya bahwa Allah memang memberikan cobaan sesuai kemampuan
hambaNya. Keke membuktikan semua itu.”Keke menjadi juara tiga di
kelasnya dalam ujian akhir sekolah.”
Lalu, dokter
menyerah terhadap kankernya, di nafasnya terakhir ia menuliskan sebuah
surat kecil kepada Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja
Indonesia yang berharap tidak ada air mata lagi di dunia ini terjadi
padanya, terjadi pada siapapun.
Nafasnya telah berakhir 25 desember 2006
tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir
bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi.
download Ebooknya disini
0 komentar:
Posting Komentar