Menjelang liburan Paskah, George yang bersekolah di sekolah berasrama dengan Anne menerima surat dari ibunya yang mengabari tentang rencana ayahnya untuk tinggal di Pulau Kirrin sementara waktu ini. Belum lagi ternyata ayagnya berencana membangun sebuah menara di halaman depan puri Pulau Kirrin. Entah buat apa. Tapi rupanya kabar itu membuat George jengkel setengah mati. Masalahnya tidak hanya karena George berencana akan mengajak sepupu-sepupunya untuk berkemah di Pulau Kirrin saat liburan, tapi juga karena ayahnya tidak meminta ijin langsung padanya. George benar-benar menganggap pulau itu miliknya seorang dan tidak boleh ada seorangpun yang mendarat di pulau itu. Hhe.. Memang terlihat egois ya?? Tapi itulah karakter George, dan aku suka karakternya karena memberikan warna tersendiri di seri Lima Sekawan ini.
Setelah tiba di Pondok Kirrin mereka semakin penasaran dengan proyek Paman Quentin. Hari berikutnya mereka berlima ditambah dengan Bibi Fanny, ibu George, berkunjung ke Pulau Kirrin untuk membawakan Paman Quentin makanan, tapi mereka berlima tidak bisa menemukan dimana Paman Quentin berada. Mereka sudah mencari ke seluruh pelosok Pulau yang mereka pikir mungkin Paman datangi, tapi ternyata tetap tidak ketemu, bahkan peralatan percobaan yang menurut cerita Bibi Fanny Paman Quentin bawa tidak tampak dimanapun. Mereka sangat penasaran. Belum lagi ditambah dengan Paman yang tiba-tiba muncul dan hanya berdiri di dekat menara aneh buatannya menatap ke arah burung-burung gagak. Hanya sesaat setelah terdengar seperti bunyi pesawat terbang, tapi mereka tidak tahu asala suara itu apa dan dimana.
Di daratan, mereka berkenalan dengan seorang lelaki dan anak laki-lakinya, Martin Curton, yang baru pindah ke desa itu. George sangat menyukai anak laki-laki itu sedangkan Dick menaruh curiga kepadanya. Akibatnya timbul pertengkaran kecil antara George dan Dick.
Hari berikutnya muncul isyarat aneh dari Paman Quentin. Bukan sinar enam kali yang ia kirim seperti biasa, tapi kali ini ia memberi isyarat cahaya dengan cermin sebanyak delapan belas kali. Ini membuat lima sekawan dan Bibi harus mendatangi Pulau Kirrin untuk mencari tahu. Rupanya Paman Quentiin sedang kelaparan dan ia membutuhkan makanan. Hha, ada-ada saja. Tapi eh, paman tiba-tiba berkata bahwa ia merasa ada orang lain di pulau itu. Bibi Fanny dan Anne langsung kalut. Teryata semalam paman mendengar seseorang batuk dua kali dan menemukan sebuah puntung rokok. Yang mengejutkan, Paman Quentin meminta ijin George untuk meminjam Timmy. Paman ingin agar Timmy menemaninya di pulau. Tentu saja ini pilihan yang sulit untuk George.
Suatu malam, karena saking cemasnya pada Timmy, George nekat menyeberangi teluk untuk ke Pulau Kirrin. Sendiri. Tanpa ketiga sepupunya, dan tanpa sepengetahuan mereka. Rupanya perasaan George tepat. Ternyata Timmy dan Paman Quentin sedang dalam masalah. Ada dua orang lelaki yang menyandera mereka. Mereka menginginkan detail percobaan Paman Quentin. Ckck.. Memang susah punya ayah seorang ilmuwan. Selalu saja ada orang yang ingin mencuri idenya.
Download Ebook disini
0 komentar:
Posting Komentar