Liburan kali ini Julian, Dick , dan Anne hanya berlibur selama dua minggu di pondok Kirrin sementara delapan minggu yang lain mereka berlibur ke Prancis. Tapi setidaknya dalam dua minggu ini mereka lagi-lagi berpetualangan. George dan Timmy sangat senang sepupunya ini mau berlibur ke Kirrin. Ternyata liburan kali ini mereka tanpa pengawasan dari orang tua George lagi. Paman Quentin dan Bibi Fanny akan berlibur ke Spanyol. Lima Sekawan pun senang sekali karena bebas menentukan apa yang akan mereka lakukan untuk liburan ini.

          Hari berikutnya, setelah melepas keberangkatan Paman dan Bibinya, Lima Sekawan pergi kepantai untuk berenang. Disanalah mereka melihat seorang lelaki tua yang compang-camping, ditambah dengan anak lelakinya yang nggak kalah kotor. Seusai mereka berenang, mereka dikagetkan dengan si bocah gelandangan yang menduduki tempat duduk George. Tak pelak, mereka pun bertengkar. Usut punya usut, rupanya bocah itu bukan anak laki-laki, melainkan perempuan, sama seperti George! Perawakannya aja yang kayak laki-laki. Hha..

          Malam harinya mereka sangat kelelahan karena bermain di pantai hampir seharian. Saat sedang terlelap, Timmy terbangun dan pergi ke beranda untuk mencari tahu suara apa yang menarik perhatiannya. Dan saat itulah tiba-tiba Anne terbangun dan berteriak karena ia melihat wajah orang menyeramkan di jendelanya. Timmy mengejarnya, tapi kehilangan jejak.

          Hari berikutnya, mereka pergi lagi ke pantai. Disana lagi-lagi ia bertemu dengan anak perempuan gelandangan itu. Akhirnya mereka tahu bahwa namanya Jo. Namun George dan Julian entah kenapa kurang suka dengan anak ini. Anne sebenarnya juga tidak, hanya saja ia kasihan padanya. Sementara itu hanya Dick dan Timmy yang mau ngobrol dengan Jo. Julian merasa Jo anak yang kotor dan mungkin pintar berbohong dan mencuri, namun juga anak yang berani. Karena tidak diterima oleh anak-anak itu, Jo pun pergi dengan marah dan mencibir.

          Saat tengah malam, Julian terbangun karena mendengar suara benda jatuh, namun karena ia mendengar dengkuran Timmy di kamar sebelah, ia pun kembali tidur. Barulah esok harinya ia mendengar Joanna, juru masak di rumah itu, berteriak. Rupanya ada seseorang yang mengobrak-abrik ruang kerja paman Quentin, bahkan kotak brankas pun ikut dibongkarnya. George yakin si pencuri sedang mencari dua buku yang sebelumnya Paman Quentin bawa pulang dari konferensinya di Amerika. Sementara itu, Timmy tidak bisa di bangunkan. Pantas saja semalam Timmy tidak mendengar suara, rupanya anjing itu dibius. Julian jadi ingat bahwa semalam saat ia menunggui Timmy, karena anjing itu perlu jalan-jalan malam, anjing itu lama kembali. Menurut dugaan Julian, saat itu pasti Timmy diberi daging oleh seseorang yang sudah dibumbui dengan obat bius. George sangat cemas melihat Timmy. Tapi ia lebih cemas melihat ruangan ayahnya yang berantakan, padahal semalam mereka sudah mengunci rumah dengan sungguh-sungguh. Bagaimana pencuri ini bisa masuk??

          Mereka lalu menghubungi polisi dan ditanyai macam-macam oleh pak polisi. Hari semakin siang dan 
mereka mulai jenuh tinggal dirumah. Saat juru foto yang akan memfoto kondisi ruangan akan datang, Lima Sekawan malah memutuskan untuk pergi berperahu saja, biar Joanna yang menemani si juru foto. Baru pukul enam mereka pulang. Malam harinya, George pergi dengan Timmy untuk menemani anjingnya itu jalan-jalan. Ia sudah memutuskan bahwa ia tidak akan membiarkan Timmy pergi sendiri lagi. Namun rupanya malam itu George dan Timmy tidak pernah kembali. Sayangnya ketiga sepupunya hanya menganggap bahwa pagi-pagi sekali George pergi dengan Timmy dan dipantai mereka menduga perahu yang sedang mengambang, yang agak ke arah laut itu adalah perahu yang digunakan oleh George dan Timmy. Ketiga sepupunya menduga George sedang ingin menyendiri dan ingin pergi memancing. Siang harinya saat Julian dan Dick pergi berbelanja, mereka bertemu dengan Jo yang habis menangis. Rupanya ayah Jo mendorongnya agar bocah itu keluar dari karavan, sehingga menyebabkan memar di wajahnya, dan si ayah pergi meninggalkannya. Julian dan Dick sangat iba melihat Jo si gelandangan.

          Lewat waktu minum teh, George belum juga muncul. Kini anak-anak mulai gelisah, apalagi setelah tahu bahwa yang di atas perahu tadi bukan George dan Timmy, melainkan dua anak kecil yang tidak dikenalnya. Lalu muncullah Jo di Pondok Kirrin dan membawa sepucuk surat. Ternyata itu surat ancaman dan permintaan tebusan berupa buku Paman Quentin untuk menjamin keselamatan George yang diculik. Astaga.. Anne bahkan sangat ketakutan. Mereka bertiga diperintahkan untuk mencari buku itu, lalu meletakkannya di suatu tempat yang diperintahkan tepat pada pukul sebelas malam itu dan melarang mereka untuk keluar rumah atau bahkan menghubungi polisi karena saluran telepon rumah sudah diputus oleh para penculik. Penculik bahkan memerintahkan agar Joanna bergabung dengan mereka diruang keluarga sehingga para penghuni rumah dapat diawasi dari luar. Ckck..

          Mau nggak mau mereka menuruti perintah itu demi keselamatan George dan Timmy. Tapi Dick punya ide. Mereka akan menarik masuk ke rumah seorang bocah pengantar koran lalu Dick akan keluar dari rumah menggantikan posisi si loper koran. Well, sejauh ini memang rencana berjalan lancar. Bahkan Syd, si tukang koran cukup senang karena sambutan yang ia dapat dan bisa bermain di rumah itu. Julian menyelinap keluar rumah untuk meletakkan buku yang diminta dan mendengar isyarat yang mengatakan bahwa buku udah di tangan si penculik. Namun rupanya segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang mereka kira. Tiba-tiba mereka menangkap orang yang, Dick lihat tadi mengambil bungkusan lalu menyerahkannya pada seseorang, akan memasuki pondok Kirrin lagi. Julian dan Dick bergulat dan rupanya orang itu adalah Jo! Jo memang membantu si penculik, namun Jo datang untuk mengatakan yang sesungguhnya dan diam diam ingin menolong anak-anak itu untuk menyelamatkan George. Jo tahu ia mengambil resiko besar, namun ia bersedia memberitahukan dimana George dan Timmy di sembunyikan. Petualangan mereka pun dimulai dari sini. Cukup asyik juga sih, taulah gimana seri Lima Sekawan biasanya, menegangkan dan enak diikuti. Yang jelas, akhir yang seru dan menyenangkan buat anak-anak ini.

Download Ebook disini

0 komentar:

Posting Komentar

 
;