Alice
mengejar kelinci yang dilihatnya di tepi sungai, hingga masuk ke dalam
lubang besar. Alice tiba di sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu
yang semuanya terkunci. Ia melihat ke meja dan menemukan sebuah kunci.
Tapi, kunci itu untuk pintu yang kecil setinggi 38 cm. Kali ini, ia
melihat sebuah botol kecil yang berlabel “MINUM AKU”. Alice meminumnya
dan tubuhnya mengecil. Tapi, kunci untuk pintu kecil itu berada di atas
meja yang tinggi. Tepat di bawah meja, dia menemukan kue dengan label
“MAKAN AKU”, Alice memakannya dengan harapan tubuhnya bisa membesar.
Alice segera menghabiskan kue itu.
kepala
Alice membentur langit-langit longor. Tingginya saat ini sudah lebih
dari 2,7 meter. Seketika Alice mengambil kunci mungil dan bergegas
menuju pintu taman. Tapi, dia hanya bisa berbaring miring untuk melihat
ke dalam taman dengan satu mata. Karena putus asa, Alice menangis,
mencucurkan air mata dengan deras hingga membentuk sebuah kolam besar
disekelilingnya. Dari kejauhan dia melihat seekor kelinci itu datang
lagi. Ketika kelinci itu datang dan melihat Alice, dia langsung pergi
dan menjatuhkan sebuah kipas dan sepasang sarung tangan. Alice mengambil
kipas itu dan mengipasi dirinya, karena udara di sekelilingnya terasa
panas. Tiba-tiba tubuh Alice mengecil. Sewaktu dia berjalan-jalan, tak
sengaja dia terpeleset ke dalam kubahan air asin. Sewaktu dia berenang
menuju ke tepi, dia bertemu dengan seekor tikus, burung, dan binatang
lainnya yang tercebur di kolam itu dan mengajaknya berenang ke tepian.
Alice,
si Tikus, burung dan binatang lainnya berkumpul di tepi sungai dengan
tubuh yang basah. Mereka bingung bagaimana cara mengeringkan tubuh
mereka saat ini. Mereka memutuskan untuk mengadakan rapat anggota.
Burung Dodo telah mendapatkan ide, dia mengadakan perlombaan lari untuk
mengeringkan tubuh mereka, tanpa ditentukan start, finish, dan waktunya.
Akhirnya, perlombaan itu selesai dan tubuh mereka kering. Si Tikus
memiliki kisah yang akan di ceritakannya kepada semua anggota rapat.
Tetapi, Alice menyinggungnya dengan kalimat “Si Pemarah”. Si Tikus
tersinggung dan pergi (tak mau kembali). Lalu, Alice menggantikan si
Tikus, Alice menceritakan tentang Dinah (kucingnya yang pandai menangkap
tikus, dan senang memakan burung-burung kecil). Mendengar cerita itu,
semua binatang pergi meninggalkan Alice, karena takut. Alice yang malang
kembali sendiri dan sangat kesepian. Beberapa saat kemudian, Alice
mendengar suara langkah kaki dari kejauhan, dia berharap si Tikus
kembali.
Sebatang
pohon mawar putih besar berdiri di dekat pintu dan 3 orang tukang kebun
bernama si Dua, si Lima, dan si Tujuh yang sibuk mengecat bunga itu
dengan warna merah. Mereka tak sengaja meletakkan mawar putih. Sang Ratu
akan segera tiba, mereka terburu-buru mengecat mawar itu karena jika
Ratu mengetahui mereka akan mendapatkan hukuman penggal. Tiba-tiba suara
langkah kaki terdengar seperti arak-arakan, dan datanglah sang Ratu dan
sang Raja Hati. Ketika arak-arakan itu tiba di hadapan Alice mereka
berhenti menatap Alice. Dia tak akan takut pada Raja dan Ratu, baginya
mereka hanyalah sekotak kartu. Wajah sang Ratu memerah ketika menatap
Alice dan mengetahui rahasia tiga tukang kebunnya. Sang Ratu menyuruh
prajuritnya untuk memenggal kepala Alice dan ketiga tukang kebun. Ketika
diadakan eksekusi ketiga tukang kebun itu tiba-tiba menghilang.
Akhirnya sang Ratu mengajak Alice untuk bermain Kriket. Lapangan luas,
naik dan turun, bolanya adalah para ladak, pemukulnya adalah flamingo
dan para prajurit harus melengkungkan diri masing-masing sehingga
membentuk sebuah busur. Ketika Alice dapat meluruskan leher flamingonya,
dia berencana memukul landak dengan kepala flamingonya. Tapi, si landak
menggulung dirinya sendiri dan menjauh. Selain itu, ada puncak bukit
dan palung di setiap lintasan. Alice menyadari, permainan ini
benar-benar sulit. Tiba-tiba si Kucing Cheshire datang dan mengajak
bicara. Sang Raja mendengar pembicaraan Alice dan menanyakan teman
bicaranya. Alice sedang berbicara dengan Cheshire (kucing). Mendengar
kata kucing Raja sangat marah dan memberi hukuman penggal pada Cheshir.
Masalah yang saat ini terjadi adalah flamingo Alice hilang ke seberang
taman. Pada saat Alice berhasil menangkap flamingonya, suasana lapangan
permainan kriket sudah tidak ramai lagi. Terjadi kerumunan di tempat
Cheshire berada. Sang Ratu berargumen bahwa jika tidak dilakukan, dia
akan memenggal kepala semua orang secara bergiliran. Kucing iru milik
Duchess, sang Algojo pergi menjemput sang Duchess. Ketika sang Algojo
pergi, Cheshire menghilang secara tiba-tiba. Mereka semua bingung
mencarinya kesana-kemari.
Kini
sang Duchess kembali bersama Alice. Duchess mendekat ke tubuh Alice
hingga sedekat mungkin. Setiap kali Alice berbicara, Duchess selalu
menyambungnya dengan nilai moral, Duchess sangat pandai dalam hal itu.
Kemudian, Ratu melihat mereka berdua, sang Duchess segera menjauh dari
Alice dan memberi penghormatan. Sang Ratu memperingati mereka berdua dan
memberi beberapa pilihan kepada sang Duchess. Sang Duchess menentukan
pilihan dari sang Ratu dan menghilang. Lalu, sang Ratu mengajak Alice
untuk bermain kriket kembali. Pada akhir permainan, hanya ada Raja,
Ratu, dan Alice dalam permainan itu. Permainan pun terselesaikan. Sang
Ratu menawarkan Alice untuk mendengarkarka kisah si Kura-Kura Tiruan,
dengan memerintah Gryphon untuk mengantarkan Alice ke tempat Kura-Kura
Tiruan. Alice mendapatkan kisah hidup dan cara belajar yang dilakukan
oleh si Kura-Kura Tiruan.
Si
Kura-Kura Tiruan mengajak Alice manari Quadrille-Lobster dan
memberitahu cara menari Quadrille-Lobster. Pertama, membentuk 2 barisan
sepanjang tepi pantai, melangkah maju dua kali berpasangan dengan seekor
lobster, melangkah dua kali dengan ganti pasangan lobster, dan berhenti
pada baris yang sama. Mereka semua menari bersama dan si Kura-Kura
Tiruan menyanyi dengan sangat lambat. Tarian Quagrille-Lobster pertama
berakhir dan mereka mencoba tarian Quadrille-Lobster yang lain.
Ketika
Alice datang, Sang Raja dan sang Ratu Hati duduk di takhta mereka.
Disekelilingnya banyak kerumunan binatang serta satu set kartu remi
lengkap. Dihadapannya Jack berdiri dalam keadaan terikat. Si Kelinci
Putih berdiri di dekat sang Raja dengan terompet pada satu tangannya.
Sekotak tempat duduk para juri. Ditengah-tengah ruangan pengadilan itu
terdapat sebuah meja dengan kue tar yang banyak dan lezat. Hakimnya
adalah sang Raja. Kemudian si Kelinci Putih mulai meniup terompet 3 kali
dan memanggil saksi pertama yaitu si Pembuat Topi yang membuat
kesaksian yang tidak ada manfaatnya. Lantas sang Raja memanggil saksi
kedua yaitu tukang masak Duchess yang tidak mau memberi kesaksian.
Ketika sang Raja mencoba bertanya kepada san Duchess, tiba-tiba si Tikus
Asmara menjawabnya dengan suara mengantuk. Akibatnya, si Tikus Asmara
mendapatkan hukuman penggal dari sang Ratu. Setelah kejadian itu, tukang
masak Duchess menghilang. Si Kelinci Putih kembali meniup terompet 3
kali dan memanggil saksi selanjutnya yaitu Alice. Mendengar namanya
disebut, dia sangat terkejut.
Sang
Raja meminta kesaksian dari Alice, tapi Alice tidak mau menjawabnya.
Juri mencatat hal-hal yang telah terjadi. Tak lama kemudian si Kelinci
Putih mendapatkan sebuah kertas yang isinya sebuah lirik yang mengarah
pada Jack. Lalu sang Ratu menjatuhi hukuman sebelum keputusan keluar.
Alice membangkang dan tubuhnya kembali seperti semula. Sang Ratu marah
dan akan memenggal Alice. Tapi, Alice menyatakan bahwa semua yang dia
lihat saat ini hanyalah sekotak mainan kertas. Mendengar hal itu,
seluruh kartu berdiri dang beterbangan di sekitar Alice. Dia berusaha
menghalau mereka, tapi kemudian dia mendapati dia terbaring di pangkuan
kakaknya di pinggir sungai. Lalu, Alice mnceritakan petualangannya
kepada kakak perempuannya. Ketika berada di kehidupan asli, kemeretak
cangkir teh akan berubah menjadigemerincing bel, teriakan sang Ratu akan
berubah menjadi suara para penggembala, dan suara bersin si bayi,
pekikan Gryphon dan suara ajaib itu akan berubah menjadi suara ramai di
tengah kesibukan tanah pertanian dan isakan si Kura-Kura Tiruan akan
menjadi suara desis teko di kejauhan.
download Ebooknya disini
0 komentar:
Posting Komentar